HomeManagement Money Forex Trading — DemoEducationManagement Money Forex Trading

Management Money Forex Trading

Management Money Forex Trading memiliki berbagai variasi, dua diantaranya adalah “add winning” dan “add lossing”. Add winning, atau menambah pada posisi untung, bisa dilakukan dengan menggunakan asumsi penggandaan naik (doubling up), seperti Pyramiding ataupun dengan metode Anti Martiangle. Sedangkan add losing, atau menambah pada posisi rugi, akan masuk dalam dua kategori management modal: menggunakan prinsip penggandaan menurun (doubling down) seperti Martiangle, atau menerapkan Averaging.

Pembahasan metode Varian ini sesuaikan dengan Money Management Anda, di artikel kedua ini pada kondisi anda terfloating maka bisa lakukan dengan beberapa metode layaknya “Dance with the market bagi para trader short term atau scalper dominan”. diartikel ini juga saya ambil contoh lot 1 dengan margin minimal $20K dan harian Open Posisi max 2 posisi utk yang average / martiangle dan di bawah margin itu anda boleh bijak perhitungkan lagi Money Management dan penggunaan lot dari kurangi lot tabel agar bisa menyesuaikan dengan margin anda masing-masing. kami sarankan gunakan maxsimal 5% risk yang anda pakai. bukan ego yang anda utamakan.

Martiangle

Dalam dunia management modal trading, Martingale dapat diartikan sebagai proses dalam mendapatkan keuntungan sekaligus menutup kerugian melalui penggandaan modal. Setiap kali nilai management modal kita menurun, ukuran transaksi yang dilakukan setelahnya akan ditingkatkan. Dengan kata lain, management modal Martiangle memilki karakter dasar: resiko meningkat sesuai dengan bertambahnya kerugian.

Apabila seorang trader mengalami kerugian dalam suatu transaksi berukuran 1 lot, maka lot dalam transaksi kedua harus diperbesar, dalam hal ini menjadi 2 lot. Jika transaksi kedua gagal lagi, maka lot yang dibuka di transaksi ketiga adalah dua kali lipat transaksi kedua (4 lot). Berikut ini contohnya:

money-management-forex-1
Tabel di atas menjelaskan contoh dimana anda membeli 1 lot EUR/USD pada harga 1.2960 dan menggandakan jumlah lot pada setiap penurunan 30 pip (2 lot pada level 1.2930, 4 lot pada 1.2900 dan seterusnya). Sehingga pada transaksi keenam, jumlah total lot akan menjadi 63 lot dengan harga rata-rata 1.2839. Metode management modal Martiangle hanya membutuhkan sekali menang untuk menutupi kerugian-kerugian dari posisi trading sebelumnya sekaligus meraup keuntungan. Jika ternyata untung, maka profit akan berlipat-lipat. Apabila lima transaksi sebelumnya rugi, maka dapat ditutupi dengan keuntungan dari transaksi keenam.

Resikonya terletak pada jumlah modal yang terbatas, sehingga Anda tidak bisa terus menerus melipatgandakan lot selama harga di chart belum mencapai target. Jika hingga transaksi keenam ternyata masih gagal juga, padahal persediaan modal anda sudah menipis, maka Anda beresiko terkena margin call dan mengalami kerugian luar biasa besar. Dengan kondisi seperti itu, maka seorang trader harus selalu berhati-hati dalam memainkan strategi martiangle. Trend market dapat menghabiskan equity yang anda miliki, sehingga perlu ada batasan jumlah transaksi. Sistem Martiangle seperti ini adalah yang paling populer dan telah banyak diadopsi oleh Automatic Trading System/Expert Advisor (robot).

Anti Martiangle

Metode manajemen model ini kontras dengan Martinangle. Anti Martiangle berarti tidak akan menggandakan posisi saat kita mengalami kerugian, karena penambahan transaksi hanya akan dilakukan jika posisi dalam keadaan profit. Jadi, resiko manajemen modal akan ditingkatkan sesuai dengan penambahan keuntungan. Tujuannya adalah agar perolehan keuntungan yang dicapai semakin tinggi. Metode anti martiangle memiliki keunggulan dalam menciptakan keuntungan yang menggelinding makin lama makin besar, layaknya bola salju. Semakin jauh perjalanannya, maka akan semakin besar pula keuntungan yang diraih. Namun sangat penting untuk membatasi jumlah dalam transaksi, karena kegagalan satu trade dapat mengakibatkan kerugian yang besar pula.

money-management-forex-2

Sebagai contoh, dapat Anda lihat pada tabel diatas, dimana Anda membatasi transaksi hingga posisi kelima. Anda membeli EUR/USD pertama kali pada kisaran harga 1.2900 dan menggandakan lot untuk setiap kenaikan 50 pips, sampai kali kelima dititik level 1.3100 dengan jumlah lot 16. Setelah titik level ini, anda tidak akan menambah posisi kemanapun arah market bergerak, sehingga anda akan memiliki 31 lot dalam posisi terbuka. Kelemahan akan muncul disaat harga mengalami konsolidasi atau reversal. Apabila tidak segera diantisipasi, maka keuntungan yang terakumulasi dengan metode anti martingale akan bisa menghilang kembali dengan cepat.

money-management-forex-3
Pada gambar diatas ialah contoh dari sebuah transaksi, dimana seorang trader membeli 1 lot EUR/USD pada kisaran harga 1.2900. Pada saat transaksi kelima dimana pergerakan harga sudah mencapai 1.3100, harga tiba-tiba turun sampai ke 1.3050 sebelum posisi order dilikuidasi. Trader tersebut akan menghilangkan sebagian besar profit dan rugi sebesar -2,500 USD. Jika tidak segera diatasi maka loss tersebut akan bertambah besar ketika EUR/USD terus menurun ke 1.2900 (level awal). Dengan demikian, total loss Anda telah mencapai 33,000 USD untuk 31 lot.

 

Cost Averaging

Definisi metode ini yang paling mudah ialah “menambah pada posisi rugi”. Sekilas, metode management modal ini memiliki mirip dengan Martingale, karena keduanya menitik beratkan penambahan ukuran trading di saat posisi sebelumnya merugi. Namun dalam averaging, trader tidak menggandakan jumlah lot yang diperdagangkan di transaksi kedua dan seterusnya. Dalam transaksi-transaksi berikutnya, trader membuka lot dengan jumlah sama persis dengan transaksi pertama.

money-management-forex-4
Untuk lebih jelasnya, mari kita lihat pada contoh tabel di atas; seorang trader melakukan open posisi pada pair EUR/USD dan menggunakan metode Cost Averaging 20 poin dalam 6 kali trading. Dapat dilihat bahwa total lot yang ditradingkan hanya berjumlah 6, sesuai dengan jumlah transaksi. Averaging tidak menggunakan prinsip Doubling atau penggandaan posisi, sehingga penambahan keuntungan tidak secepat Martingale.

Namun demikian, potensi kerugian yang ditimbulkan pun tentunya lebih kecil dibandingkan dengan Martingale. Cost Averaging tidak bertujuan untuk menang dari satu transaksi, melainkan lebih ke arah akumulasi posisi yang umum digunakan dalam trading jangka menengah dan panjang. Metode management modal ini sangat sering diaplikasikan ke pasar forex, saham, dan reksa dana, akan tetapi tidak begitu populer di futures karena ada tanggal kadaluarsa.

Pyramid

Sistem management modal Pyramid ialah kebalikan dari metode Cost Averaging, yakni “menambah disaat posisi untung”. Management modal seorang trader akan mengalokasikan dananya sebesar $10,000 untuk trading EUR/USD, dan membeli 2 lot disaat harga 1.2900, dan akan kembali membeli 2 lot jika harga Euro mencapai 1.3000, dan seterusnya. Dari teknik tersebut, maka trader hanya membutuhkan 5 kali transaksi dengan trend bergerak 400 poin untuk membuat return 200%. Coba perhatikan table di bawah ini:
money-management-forex-5
Logika dibalik Pyramid adalah, apabila pasar bergerak sesuai dengan yang diharapkan, maka kemungkinan besar trend sedang terjadi. Oleh karena itu, penambahan posisi perlu dilakukan dengan harapan pasar akan meneruskan arah sesuai trend. Management modal ini bisa sangat powerful dalam menciptakan keuntungan yang kita harapkan. Namun bagaimanapun, setiap metode management modal memiliki kelemahan tersendiri. Pyramid bisa juga mengecewakan jika harga bergerak tidak sesuai dengan perkiraan atau harapan pada sebelumnya.

Fixed Fractional Position Sizing

Management modal jenis ini beserta variasinya merupakan metode yang  paling direkomendasikan oleh para trader profesional dan disadari atau tidak, kita telah menggunakan metode manajemen modal ini sejak lama. Secara sederhana, management modal Fixed Fractional adalah penentuan ukuran posisi secara tetap (fixed), berdasarkan persentase management modal tertentu dari jumlah modal.

Sebagai contoh, katakanlah seorang trader memiliki modal 10,000 USD dan menggunakan Fixed Fractional Method sebesar 5 persen. Ia tidak akan menggunakan lebih dari 500 USD (10,000 USD x 0.05) dalam setiap transaksi yang dilakukannya. Berdasarkan perhitungan itu, maka ia hanya akan membuka satu lot ketika total modalnya sebesar 10,000 USD. Namun jika total modalnya bertambah menjadi 20,000 USD, maka ia bisa menggandakan jumlah lot per transaksinya, karena 5 persen dari 20,000 USD adalah 1,000 USD. Sebagai contoh manajemen modal jenis ini, dapat anda lihat pada gambar berikut;

money-management-forex-6
Tabel di atas memperlihatkan bahwa untuk setiap peningkatan modal 10,000 USD, satu lot ekstra dapat ditambah untuk trading, karena setiap lot membutuhkan 1,000 USD sebagai margin. Jika modal meningkat ke 20,000 USD, 2 lot dapat ditradingkan. Namun apabila modal turun balik ke 10,000 USD, hanya 1 lot saja yang diperbolehkan. Semakin tinggi modal, semakin banyak jumlah lot yang bisa digunakan dalam transaksi. Manajemen modal ini mengalokasikan resiko sesuai dengan persentase yang sudah ditentukan sebelumnya, yaitu 5 persen, sehingga 95 persen sisanya bisa menjadi margin untuk mencegah modal tersapu bersih dalam sekejap.

 

Hedging

Hedging adalah strategi trading untuk “membatasi” atau “melindungi” dana trader dari fluktuasi nilai tukar mata uang yang tidak menguntungkan. Hedging memberi kesempatan bagi trader untuk melindungi diri dari kemungkinan rugi (loss) meski ia tengah melakukan transaksi. Caranya adalah dengan memperkecil risiko merugi ketika pergerakan nilai tukar mata uang tidak memungkinkan trader meraih profit.

Biasanya, posisi trader yang merugi akan tertutup otomatis ketika harga sampai pada level Stop Loss atau terjadi Margin Call, atau apabila trader melakukan Cut Loss sendiri. Dalam ketiga skenario itu, trader pasti akan menanggung rugi yang tak sedikit.

Namun, bila pelaku pasar menggunakan strategi Hedging, maka dimungkinkan untuk meminimalkan besaran kerugian, atau malah bisa dibuat impas (break even). Tak hanya itu. Hedging juga bisa membantu pelaku pasar dalam merencanakan posisi trading berikutnya.

Contoh Hedging

Hedging (lindung nilai) bisa digunakan dengan berbagai cara di pasar keuangan manapun. Baik itu pasar saham, pasar komoditas berjangka, maupun pasar forex.

Satu contoh klasik adalah strategi Hedging saham dimana seorang pelaku pasar bertransaksi dua saham perusahaan. Contohnya saham perusahaan A dan saham perusahaan B yang keduanya berasal dari sektor industri yang sama. Trader itu membuka posisi long (buying) atas saham A, sembari juga melakukan short (selling) atas saham B dengan jumlah setengah pembelian saham A.

Jika harga saham-saham di sektor industri itu ternyata jatuh, maka besarnya kerugian bisa diminimalkan. Sedangkan bila harga saham di sektor industri itu meningkat, maka sang pelaku pasar tetap mendapatkan profit. Untuk sesi trading berikutnya, ia bisa menggunakan siasat serupa lagi atas saham-saham perusahaan berbeda.

Pokok utamanya di sini adalah, Hedging dilakukan dengan melakukan buy dan sell atas satu aset yang sama secara bersamaan, atau atas beberapa aset yang berbeda tetapi pergerakan harganya saling berhubungan. Seperti dalam contoh saham tadi, meski berasal dari dua perusahaan berbeda, tetapi basis sektor industri yang sama. Saham-saham dari sektor yang sama biasanya mengalami kenaikan dan penurunan secara serempak dan kompak (sama-sama naik, atau sama-sama turun).

Jika Anda awam dengan dunia trading, maka perlu dipahami dulu bahwa posisi long (buying) adalah sebutan untuk transaksi yang dilakukan bila trader mengekspektasikan harga akan naik, agar ia bisa mendapat keuntungan dari kenaikan harga. Sedangkan posisi short (selling) dilakukan jika trader memperkirakan harga akan turun, sehingga dia mengharapkan keuntungan dari penurunan harga. Istilah long dan short dalam trading dan hedging tak ada hubungannya dengan jangka waktu.

teknik hedging, hedging technic

teknik hedging, hedging tehcnik

Tipe-Tipe Hedging

Seiring dengan perkembangan jaman, muncul lebih banyak cara untuk hedging. Diantaranya:

  • Perusahaan ekspor-impor berupaya melindungi diri dari perubahan nilai tukar dengan membeli kontrak Futures atau Forward atas suatu mata uang versus mata uang lain, misal Rupiah ke Dolar AS.
  • Perusahaan manufaktur berupaya melindungi diri dari perubahan harga komoditas dengan membeli kontrak Forward atau Futures, misal kontrak Futures Emas, Besi, atau lainnya.
  • Spekulan (trader) membeli dan menjual saham dan indeks saham (CFD) di saat bersamaan.
  • Trader forex yang telanjur buy suatu pasangan mata uang, misalnya USD/JPY, ternyata menghadapi kenyataan harganya menurun. Untuk Hedging, ia kemudian membuka posisi sell meski trading buy yang pertama tadi belum ditutup.
  • Trader forex membuka dan menjual beberapa pasangan mata uang yang berhubungan di saat bersamaan, misalnya GBP/USD, EUR/GBP, dan EUR/USD.
  • Dan lain sebagainya.

Hedging utamanya ditujukan guna membatasi risiko trading di pasar keuangan. Namun demikian, banyak trader forex menggunakannya sebagai strategi trading harian. Ini karena forex memperdagangkan mata uang yang berpasang-pasangan, sehingga menurun atau menguatnya nilai tukar suatu mata uang selalu berhubungan dengan menurun atau menguatnya nilai tukar mata uang lainnya.

Ketika Anda mempunyai posisi buy pada sebuah pasangan mata uang, Anda harus membuka posisi yang berlawanan (sell) guna melindungi posisi Anda, atau mengurangi resiko jika pergerakan harga bergerak turun. Dengan cara yang sama, Anda membuka posisi buy jika posisi awal Anda sell.
Berikut dua metode yang lazim digunakan dalam trading forex:

Cara Hedging Sederhana

Jika Anda baru mencoba cara hedging, Anda bisa berlatih dengan cara yang sederhana. Cara ini kadang-kadang disebut dengan hedging langsung (direct hedging). Hal ini terjadi bila Anda mempunyai posisi buy dan posisi sell pada sebuah pasangan mata uang. Sebagai contoh, Anda trading pada pasangan EUR/USD dengan mulai membuka posisi buy pada harga 1.3000, tetapi setelah beberapa saat kemudian pergerakan harga mulai turun. Kemudian Anda membuka posisi sell, misal pada harga 1.2800.

Jika dari analisa selanjutnya pergerakan harga Anda perkirakan akan turun, maka Anda bisa menutup posisi buy dengan hasil loss, dan membiarkan posisi sell yang kemungkinan besar akan menghasilkan profit. Namun jika Anda tidak yakin kearah mana harga akan bergerak, Anda bisa membiarkan kedua posisi tersebut terbuka hingga tampak sinyal yang pasti. Anda juga bisa menambahkan level stop loss pada salah satu atau kedua posisi tersebut.

Kesulitan yang sering dialami dengan cara ini adalah ketika pergerakan harga tidak menentu kita akan sulit menentukan posisi mana yang akan kita tutup terlebih dahulu. Jika kedua posisi tersebut telah kena (harga telah pernah mencapai kedua level hedging tersebut) maka kita pasti akan loss sebesar jarak pip hedging yang telah kita buka. Dalam contoh diatas pip hedging kita adalah 1.3000-1.2800 = 200 pip.

Trading Pada Beberapa Pasangan Mata Uang

Karena ada broker yang melarang menggunakan cara hedging sederhana seperti diatas sesuai dengan peraturan regulatornya, maka trader mensiasatinya dengan trading pada beberapa pasangan mata uang  yang memiliki korelasi. Sebagai contoh jika Anda membuka posisi buy pada pasangan EUR/USD dan beberapa saat kemudian harga mulai bergerak turun. Anda bisa membuka lagi posisi buy pada pasangan USD/CHF karena dari data historis USD/CHF memiliki korelasi negatif terhadap EUR/USD.

Jika USD memang menguat terhadap semua mata uang utama, maka EUR/USD akan turun dan USD/CHF akan naik. Anda bisa cut loss posisi buy pada EUR/USD dan membiarkan posisi USD/CHF yang kemungkinan besar akan profit. Selain membuka posisi buy pada USD/CHF, sebagai alternatif Anda bisa juga membuka posisi sell pada pasangan GBP/USD karena dari data historisnya GBP/USD memiliki korelasi positif terhadap EUR/USD. Jika USD menguat, Anda bisa cut loss posisi buy EUR/USD dan membiarkan posisi sell GBP/USD dengan kemungkinan besar akan profit.

Kelemahan cara hedging ini adalah bahwa hubungan korelasi antar pasangan mata uang tidak linier, suatu saat korelasinya bisa kuat dan kadang-kadang bisa melemah. Walau demikian dengan hedging paling tidak Anda bisa melindungi posisi trading Anda dengan meminimalisir kerugian.

Strategi hedging atau locking ada yang digunakan secara konvensional dan ada yang digunakan sebagai trik. Yang konvensional biasanya dilakukan bila trader mengunci (locking) trade tersebut dengan entry pada posisi yang berlawanan dengan sebelumnya.
Misal: sebelumnya membuka posisi buy, tetapi kemudian harga turun, dan untuk menghindari kerugian yang lebih besar trader tersebut membuka posisi sell pada pasangan mata uang yang sama sehingga jumlah kerugian tidak bertambah. Jika harga berbalik arah ia akan membuka (unlock) kunci tersebut dengan menutup salah satu posisi. Cara konvensional ini biasanya dilakukan oleh trader pemula bila ia merasa salah posisi.

Cara hedging yang lain adalah memang dari awal tujuannya untuk memperoleh profit, bukan karena merasa salah posisi. Seorang trader akan entry buy dan entry sell pada harga yang sama dalam waktu yang relatif singkat (karena tidak mungkin bisa open buy dan open sell dalam waktu yang bersamaan). Contoh: trader A open sell EUR/USD pada harga 1.3300 dan beberapa saat kemudian ia open buy pada harga yang sama. Ternyata harga kemudian turun ke level 1.3200, trader A menutup posisi sell-nya dengan profit 100 pip dan membiarkan posisi buy-nya.

Ia kemudian membuka 2 posisi baru, yaitu open buy dan open sell pada level 1.3200. Katakan harga kembali naik ke level 1.3300, trader A akan menutup ke 3 posisi tersebut. Posisi buy yang tertinggal sebelumnya kini balik modal, dan 2 posisi yang baru dibuka juga masih imbang (balance). Trader A memperoleh profit 100 pip dari posisi sell yang dibuka pertama kali. Bagaimana jika harga terus drop? posisi sell yang baru bisa untuk mengunci posisi buy pertama, dan ia akan membuka 2 posisi lagi pada harga yang sama, dan seterusnya sampai dihasilkan profit.

Bagi trader yang telah berpengalaman cara ini memang profitable, dan jika Anda ingin mencobanya, berikut ada beberapa catatan yang mesti Anda perhatikan:

1. Bagi trader pemula atau yang belum pernah mencoba trik ini tidak dianjurkan untuk langsung menerapkan cara ini pada account live. Disarankan untuk berlatih menggunakan cara ini pada account demo terlebih dahulu.

2. Tidak semua broker mengijinkan penggunaan trik ini. Badan regulator NFA pada bulan Agustus 2009 jelas-jelas melarang cara forex hedging seperti ini. Beberapa broker diluar Amerika Serikat juga melarang penggunaan cara hedging. Jadi pastikan terlebih dahulu peraturan broker Anda sebelum mulai menggunakan trik ini.

3. Tidak mudah untuk memperoleh harga buy dan harga sell yang sama persis sekalipun dengan pending order. Mungkin automated execution dengan EA (Expert Advisor) bisa membantu, tetapi pada keadaan pasar yang sedang sepi (volatilitasnya sedang rendah).

4. Cara ini akan berjalan dengan baik hanya pada keadaan pasar yang ranging (sideways), jika tiba-tiba pasar trending dengan kuat maka akan sulit mengatasinya.

5. Target profit (jumlah pip) mesti relatif besar, jika Anda hanya ingin meraup beberapa pip saja cara ini tidak efektif dan bahkan tidak bisa bekerja dengan semestinya.

6. Diperlukan kesabaran yang tinggi dalam menunggu pergerakan harga mencapai level tertentu. Anda tidak bisa menutup posisi begitu saja jika memang belum waktunya.

7. Selalu lakukan evaluasi setiap 5 atau 10 kali trade. Jika hasilnya kurang sesuai, Anda bisa berganti pasangan mata uang atau memperbaiki rencana trading Anda. Jika telah beberapa kali berganti masih belum profitable, tinggalkan trik ini, mungkin cara trading ini bukan untuk Anda.

semua teknik & money management diatas butuh latihan serta kesabaran untuk dapat menerapkannya dalam trading kita,

Semoga bermanfaat,



Optimize your asset and growth with our AI trading tools

Overview
Stay up to date

Copyright © 2015-2024 memberforex.com. All Rights Reserved.